Thursday, August 25, 2011

Nothing New bcoz we are in the same sun

 
Kalau untuk memotret atau untuk menulis, kadang ide berseliweran begitu saja,tapi setelah dirunut-runut ide tersebut biasanya muncul pada saat melihat sesuatu yang nge-klik dan memori didalam otak mengeluarkan hal yang pernah tersimpan.

Ini baru saya sadari setelah saya melihat foto dari ditaku.multiply.com Ketika itu saya bersama sendal jepit ikutan acara telusur malam musium bank Mandiri dan meminta di potret seperti itu (sesekali boleh kan minta di foto daripada disuruh-suruh terus)  saat itu tidak terpikirkan hal apapun, cuma berpikir.. ini bagus nih, lucu kelihatannya, minta tolong dita dan jadilah foto tersebut.

Tapi ketika melihat-lihat foto tersebut saya merasa ada yang salah, merasa penasaran, ternyata saya telah membuat foto seperti foto tersebut di Borobudur bersama Wiku.
Ternyata secara tidak sadar memori di otak saya menyimpan ide orisinal dari wiku, dan dikeluarkan pada saat yang saya rasa tepat dengan hal nge-klik yang saya dapat.

Tapi mudah-mudahan ini lebih baik daripada kopi paste dari tempat lain dan diakui sebagai karya sendiri.

Harga Ga Bisa Bohong

Pengalaman itu mahal harganya, ga salah juga sebenarnya kalimat itu, karena bersama sendal jepit kemarin pun saya mengalami hal tersebut.
Dalam perjalanan ke Cirebon, ketika sampai di wilayah Indramayu, rekan-rekan  saya
merasa sudah saatnya untuk mengisi perut, maklum perjalanan santai, kecepatan maksimal aja cuma 70km/jam.

Akhirnya ketika melihat sebuah tempat makan dipinggir pantai (teman saya memang sangat tergila-gila dengan suasana laut)
dia langsung membelokan mobil ke halaman RM tersebut, saya sebenarnya melihat suatu keanehan, knapa tempat makan sebesar itu sepi karena saya tidak mau berdebat, saya hanya mengikuti sambil bilang bahwa ini kita hanya ber-speculasi.

dan, yang saya khawatirkan benar, tempat makannya jarang dikunjungi, banyak kursi ditumpuk dalam ruangan, kamar mandi airnya tidak mengalir dan sawang terdapat didalam mushola seperti jarang digunakan.
selain itu  masakan yang disajikan menurut kami tidak sesuai dengan harga yang harus kami bayar, jadi kami membayar lebih besar untuk tempat...  bukan untuk makanannya.
Saya pun berseloroh kepada teman saya, itu lah karena elo dari awal ingin suasana pantai, ya yang didapat adalah suasananya... bukan makanannya.


Sepertinya tempat makan itu sedang berbenah mengikuti trend yang saat ini sedang digemari, mungkin kearah depannya akan dibuat seperti
tempat outbond, karena saya melihat disana ada seutas kawat memanjang dari tempat makan ke saung dipantai
(awalnya saya pikir ini untuk mengantarkan makanan agar lebih cepat sampai) sehingga pelayan tidak perlu berjalan sejauh 100meter untuk mengantarkan makanan.


Ketika saya sampai didepan, barulah saya ingat nama permainan dalam outbond dimana orang bisa meluncur dengan alat tersebut, nama permainannya Flaying Fox.
sampai saat ini saya belum pernah merasakan ber flaying fox... ada yang mau coba? ajak-ajak saya yaaaa :D

Tapi ketika saya keluar dari sana, saya melihat ada beberapa mobil yang terparkir dan para penumpangnya sedang memesan makanan Kelihatannya mereka adalah executive muda

karena terlihat dari jenis mobil nya salah satunya adalah Alphard.....
ahhh.. mudah-mudahan mereka tidak ber-speculasi seperti kami untuk mampir kesitu.

Setelah melanjutkan perjalanan, sekitar 400 meter, kami menemukan rumah makan yang benar-benar sesuai, maksudnya antara harga, masakan dan tempatnya tidak mengecawakan. Seandainya anda melakukan perjalanan melalui pantura dan berada didaerah eretan Kulon kabupaten indramayu. lebih baik pilih tempat makan yang pasti misalnya rumah makan padang atau anda bisa makan di Rumah Makan Pesona Laut.


Dongeng Minggu


Hari minggu kemarin bersama dengan sendal jepit janjian dengan Rida untuk datang keacara Dongeng Minggu yang diadakan oleh Gramedia.
Sebenarnya sih udah sering banget diajakin, tapi baru kmarin bisa itu juga karena ada tiga teman MP yang janjian ketemu disana..

Biasanya para "kakak" yang mendongeng untuk adik-adik, tetapi minggu kemarin adalah perlombaan dongeng anak-anak. Anak-anak yang mendongeng dengan segala kemampuan mereka Lucu-lucu ngelihatnya..Ada yang berusia 3.5 th, pas dipanggung dia baru ngomong judulnya lalu terdiam..
Akhirnya dengan susah payah, setelah berbicara satu kalimat berhenti, satu kalimat berhenti, Kak Domi turut membantu Satu kalimat sang anak... sepuluh kalimat sang maskot....begitu terus hingga akhirnya selesai cerita kolaborasi itu.

Ada juga yang membawakan cerita dengan alat peraganya berupa Boneka karena terlalu banyak boneka... anak tersebut bingung Boneka mana yang harus diplih untuk tokoh selanjutnya, Tapi dari bernagai macam gaya bercerita anak-anak itu ada hal yang bisa kulihat disini.

Anak-anak berani berbicara didepan umum kalau kita lihat, belum tentu ana-anak mau ngomong didepan orang banyak yang entah itu siapa, Anak-anak belajar mengingat dan menguungkapkan kembali
dari cerita yang disampaikan, mereka belajar menghapal, mengingat untuk diceritakan kembali

dan satu lagi...
anak-anak jadi rajin membaca... dan bisa mengambil makna dari cerita yang dibacanya....
dan semoga saja dengan membaca akan bisa membuat logika berpikir bagi anak-anak

Wednesday, January 28, 2009

Ironi

hari minggu kearin jalan ke petak 9 karena ingin memotret barongsai, setelah dapat info secukupnya dari Ghaya
saya dengan teman kesana. baru memasuki pasar, sudah tercium bau keringat dan bau badan (maaf) orang yang tidak mandi
dan tentu saja saya juga turut kontribusi dalam hal menyumbang keringat ini setelah berjalan kaki dari halte olimo.
Perjalanan saya teruskan memasuki wihara, ternyata diluar halaman dipenuhi orang yang ingin mendapatkan angpaw,
jumlahnya mungkin ratusan.
Terus terang saja hilang mood saya untuk mengambil foto, apalagi setelah saya tanya kalau Barongsai tidak ada
karena tujuan utama saya memang ingin melihat gerakan kungfu dari para pemain barongsai.

Masuk kedalam wihara para pemegang kamera pohon (minjem istilah mbot) seperti mendapatkan privelege
mereka (termasuk saya) bisa dengan bebas keluar masuk.
Sedangkan saya lihat warga biasa yang ingin masuk tidak diperkenankan oleh penjaga keamanan,
Biasa dalam hal ini pakaiannya biasa-biasa saja dan terkesan kotor serta dekil.
Saya sendiri merasa tidak ada bedanya dengan mereka, bersendal jepit dan memakai kaus oblong yang alhamdulillah ga bolong.

Pada saat saya akan memotret, saya seperti tersentak, orang sedang berdo'a dan seenaknya saya dalam jarak kurang dari 2 meter
meng-close up orang tersebut, jika saya sedang shalat tentu saya juga kurang suka jika tiba-tiba ada kamera didepan muka saya,
misalkan saja pada saat saya shalat dan akan mengucapkan salam As... -tiba-tiba Blitz menimpa muka saya- bisabisa bukannya Assalamualaikum
yang saya ucapkan tapi malah bisa mengucapkan Astagfirullah.
tapi lain ceritanya kalau setelah shalat ada yang menyodorkan kamera dan diberikan secara gratis kepada saya.
Lantas saya pun urung untuk mengambil foto-foto orang yang sedang bersembahyang tersebut, benar-benar hilang mood.
diluar halaman melihat orang-orang yang antri mendapatkan angpaw, saya bertanya kepada teman saya, apa pendapatnya
melihat hal tersebut dia bilang kemiskinan, sedangkan saya melihatnya sebagai sebuah ironi.

Tapi lumayanlah, saya masih bisa tersenyum saat mendengar seorang anak kecil bertanya kepada kakeknya di kawasan Pasar Petak 9
kurang lebih pertanyaannya seperti ini :
"kakek... kakek... shio aku apa" sianak bertanya sambil berlari dari dalam rumah menyeberang jalan mnuju kakeknya
"Shio May"
sianak kembali bertanya "kakek... kakek... shio aku apa"
"Shio May" kembali jawaban itu terdengar, saya ga terlalu mudeng, sambil berjalan saya coba mengingat kalau ga salah
Shio itu dilambangkan dengan binatang, apa ada Binatang bernama May.
Ketika saya bertanya dengan teman saya, dia tertawa.. yang jawab itu kakaknya, bukan kakeknya, please deh
masa ada Shio itu Shiomay? (somay)
Ya ya ya... saya memang ga mudeng kalau teman saya langsung ngeh karena hobbynya emang makan :D

ada sedikit hiburan dalam perjalanan pulang dan ketika ada insiden teman saya nyaris tidak bisa lewat celah antara dua mobil
saya dengan yakin bisa lewat dengan cara menahan nafas, mengempeskan perut walah harus mengepel debu diantara dua mobil tersebut
mungkin kalau teman saya malah merontokan cat diantara kedua mobil tersebut.. :D Piss coy.... :p
dan sedikitnya bisa mengembalikan mood saya tengah malam itu dengan foto-foto ditengah bundaran HI.

Thursday, October 09, 2008

Sendal Jepit lagi belajar

Mungkin bagi sebagian orang sendal jepit ga berarti apapun,
paling banter cuma dipakai ke kamar mandi atau kalau di Surau n Masjid buat berwudhu.
Bagiku, sendal jepit adalah teman perjalanan kemana-mana, jika naik kendaraan umum.
Kalau naik motor aku ga berani pakai sendal jepit, takut meleleh kena panas mesin
(emang coklat yang langsung meleleh kena panas :p)

Kemarin ketika akan ke jogja, aku mencari satu sendal jepit kesayangan,
karena dapatnya didaerah Sukabumi n yang paling bikin seru adalah warnanya hitam
yang sama dengan warna kulit ku :D
Setelah muter-muter dicari ga ketemu juga, dan pas tanya dengan bapak ku,
dijawab bahwa ketika aku pergi (yang tentu saja dengan sendal jepit juga tapi lain warna)
ada tetanggaku yang bertamu tidak memakai sandal, dan akhirnya pulangnya memakai sendal ku.
Bapak minta aku memaklumi, karena tetangga tersebut daya ingatnya sudah mulai turun.

Aku langsung teringat percakapan dengan salah seorang teman, bahwa semuanya pada dasarnya itu milik Allah.
Ternyata aku langsung ditegur Allah, dan mungkin saja itu juga suatu teguran karena aku lalai dengan orang-orang disekitarku
dan terlalu menyayangi sendal jepitku.
Mungkin konsep semua hanya pinjaman dari Allah belum begitu melekat dalam hatiku, sehingga aku dipaksa belajar dari kehilangan sendal jepitku.

Saturday, August 30, 2008

igh... emang gitu life style?

Witing tresno jalaran soko kulino, itu mah emang pepatah yang ampuh dari jaman
dulu.
Ada juga Witing tresno jalaran ra ono sing liyo, ini (plesetan) buat yang desperate :D
Tapi, ada juga yang desperate tingkat tinggi, witing tresno jalaran bosen karo garwo.
Ini yang gawat, udah punya pasangan masih coba-coba selingkuh.

"Life Style pak" ucap seorang teman yang kepergok (sebenernya ga kepergok, kalau kepergok itu kan jalannya ngumpet-ngumpet takut ketemu ama orang yang kenal) sedang jalan berdua sambil bergandengan tangan.

Sebenernya sih mereka suami istri, maksudnya yang laki-laki adalah seorang suami yang udah punya istri dirumah dan yang perempuan adalah seorang istri dari suaminya yang bukan laki-laki itu.

Tapi kan harus berpikiran positif, kali aja pada saat mereka jalan di Mal (dan ketemu aku) suasana mal ramai lancar, jadi biar ga ketinggalan n nanti malah nyasar di Mal, terus
diumumin sama bagian informasi, itu lebih memalukan.
(Telah kehilangan seorang wanita selingkuhan yang bernama si A, dengan ciri-ciri rambut pirang acak-acakan, memakai baju warna merah ukuran S yang kancing atasnya hilang, dan memakai sendal dari hotel X)

Ok lah itu Life Style menurut mereka, tapi apa udah lupa ya ama anak dan pasangan dirumah.
kebetulan aku juga dengar curhat langsung dari salah seorang teman yang suaminya selingkuh, mending kalau biaya anak-anaknya dicukupi, ini ngasih uang kalau anaknya minta diluar itu, blass.... sehingga dia kalang kabut cari uang buat bayar sekolah anak-anaknya.

Mungkin selingkuh indah (aku ga tahu, karena belum pernah sih :p :p) tapi efek yang ditimbulkan
bisa sangat dahsyat. Bisa menghancurkan semuanya.

jadi lebih baik "Witing tresno pancene mboten pareng neko-neko"

Igh... bukan body stempel tenyata

Setelah urusan pekerjaan selesai, akhirnya dapat tugas untuk mengajak klien
jalan-jalan, Karena wilayah kerja berada didaerah Singaraja, tujuan
buat jalan-jalan kedaerah banjar, yaitu tempat pemandian air panas.
kalau di Jawa mirip Ciater, tapi tempatnya lebih kecil dan tidak tercium bau belerang.
Setelah selesai, klien meminta kepada supir boss ku untuk mengantar ke tujuan berikutnya.

Aku bertanya kepada mas driver, dijawab akan mengunjungi body stempel.
Ga yakin dengan jawaban yang diberikan, aku bertanya kepada klien, dan memang dijawab cari tempat yang namanya body stempel.
Rada curiga sebenernya, kok namanya aneh tapi karena sudah meyakinkan sekali lagi dijawab demikian, akhirnya kita mencari tempat tersebut.
Kupikir ini adalah tempat untuk membuat tatto dan tindik.

Setelah bertanya ke beberapa orang, ditunjukan arahnya.
Lama berjalan, perasaanku kok ga enak, ini kalau sesuai ancer-ancer kita telah melewati daerah yang dicari. akhirnya bertanya pada seorang bapak dan mengatakan bahwa kita telah melewatinya, bapak tersebut bilang.
Pada daerah yang paling tinggi, dan melihat pemandangan yang luas keseluruh wilayah, dan bertembok tinggi, itulah tempatnya.

Akhirnya setelah sampai di tempat yang dituju, terbacalah tulisan
"Buddhist Temple"

Oalah rek rek.... kupingku yang salah apa aku yang ga mudeng :D

Tuesday, May 06, 2008

igh... ibu kesel yaaaa

Kalau sabtu atau minggu mau jalan, aku lebih memilih naik angkutan umum dibanding naik motor, karena biasanya banyak cerita yang didapat, sekaligus menikmati perjalanan, dan menikmati kemacetan.

Minggu kemarin, aku ke bekasi nai mikrolet, didalam mikrolet bagian belakang ada 3 orang, dua orang ibu-ibu, satu anak muda dan aku.
Mau membaca buku, kayaknya ga mungkin, karenajalan KH Noer Ali, Kalimalang ke arah Mal Metroplitan sudah seperti jalan untuk offroad.

Akhirnya yang ada malah aku mendengarkan obrolan kedua ibu tersebut. Ternyata mereka berdua baru membesuk seseorang, dan sepertinya keduanya jengkel,
Percakapannya yang aku tangkap seperti ini :
Udah kita jauh-jauh buat besuk... eh ga dikasih masuk.
Gimana sih keluarganya, ga hargai banget.
Iya, emang bekasi-cipto dikira deket...

Masih banyak lagi rasa kesal dan kecewa yang mereka ungkapkan. Aduh ibu, ibu ga ikhlas ya besuk nya. Mungkin saja pasien sedang butuh berisirahat, jadi tidak bisa ditemui. Atau kan bisa juga cari informasi dulu ke pihak keluarganya, ga ada salahnya kan.
Dan jika mau membawa sesuatu juga dilihat kondisi pasien, apakah boleh menerima tentengan yang dibawa, kalau misalnya sakitnya diabet, ya jangan dibawain coklat, mendingan coklatnya untuk aku aja :D

Memang terkadang, kita langsung "menghitung" apa yang telah kita keluarkan yang telah kita lakukan, tanpa melihat bagaimana keadaan dipihak lain.

Monday, May 05, 2008

igh.... jadi bikin malu ya?

Rutinitas satu bulan sekali setiap hari sabtu, aku ke bengkel untuk servis motor, masa tiap hari diajak antar kota antar propinsi buat mencari sesuap nasi, seliter oli ga dikasih..
itu namanya mendzhalimi :D.

Pas dibengkel, banyak juga yang antri, akhirnya ikutan antri juga lah.
Eh, ga lama ada tetangga RW, sebut saja pak Haji ikutan mampir buat minum kopi.

Terjadilah basa-basi sesama orang-orang yang antri disambi minum kopi.
sampai pada suatu saat pak Haji tanya, itu motor ente?
iya pak haji.. itu motor ane..knapa emang?
Kaga tong, motor gituan masih ada ya,
anak-anak muda sekarang biar gawul naik MX, jupiter, lha.. ini masih naik motor gituan aja.
hehehe... malas ngomong deh, mendingan minggir.

Minggunya, jalan lagi, ngeliatn closing kerjaan di lapangan.
Eh, ada salah satu team leaderyang bilang :
Mas bikin malu aja sih, yang lain motornya keren-keren, ini masih naik motor kayak gitu.
Tuh liat, interviewer aja ada yang naik MX, Vario, paling jelek Jupiter.

waduh... ada yang salah dengan motor tua yang masih aku pakai ya?
Ga goos looking? yah biarlah, yang penting masih bisa jalan, ga mogok n ga rewel, irit pula... itu udah cukup buatku :D

Wednesday, April 30, 2008

igh... aku jadi speechless

Selama di Asem Baris, biasanya, kalau berangkat kerja, aku ga pernah sarapan.
paling cuma minum teh atau kalau ga keburu ya bawa air putih dari rumah. Kalau perut minta diisi, baru deh cari sarapan.
Biasanya cari yang ringan-ringan aja, Mie ayam dideket stasiun tebet jadi sasaran.

Senin kemarin, aku sarapan disana. diseberangku, dilantai depan AlfaMart, ada seorang anak kecil kira-kira berusia 10-12 tahun, dengan adiknya yang aku duga berusia 3 tahun, karena ga beda jauh besarnya dengan keponakanku.

Setelah mie yang kupesan datang, aku melihat anak yang paling kecil datang ke penjual mie lalu menyerahkan uang sebesar Rp 500, untuk membeli mie.
Lantas, sibapak meminta anak buahnya untuk membikin mie tersebut, setelah jadi diantarkan ke anak yang lebih besar. Makanlah mereka berdua.

Ketika aku telah selesai, aku bermaksud untuk membayari mie yang dimakan kedua anak tersebut.
Si bapak penjual Mie, lalu tersenyum dan berkata... anak tersebut sudah membayar, kalau bapak mau membayari, belikan saja mereka minum didalam (sambil menunjuk ke Alfa) si bapak bahkan tidak menyaranku untuk mebeli minuman ditempatnmya.
Dan dia juga bilang, kalau bapak mau memberikan sesuatu, jangan berikan uang pak, lebih baik yang lain.

Speechless deh aku...